Beranda | Artikel
Tabarruj - Tafsir Surat Al-Ahzab Bag 7
Kamis, 26 November 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A.

Tabarruj – Tafsir Surat Al-Ahzab Bag 7 merupakan bagian dari kajian tafsir yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Abu ‘Abdil Muhsin Firanda Andirja, M.A. pada Rabu, 18 Rabi’ul Awal 1442 H / 04 November 2020 M.

Kajian Tentang Tabarruj – Tafsir Surat Al-Ahzab Bag 7

Pada kajian sebelumnya kita berhenti pada sepenggal ayat dari surat Al-Ahzab ayat 33. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّـهَ وَرَسُولَهُ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّـهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا ﴿٣٣﴾

Dan menetaplah di rumah-rumah kalian dan janganlah kamu tabarruj sebagaimana tabarrujnya orang-orang Jahiliyah yang pertama dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatlah kepada Allah dan RasulNya. Sesungguhnya Allah ingin menghilangkan dari kalian ar-rijs, wahai ahlul bait dan mensucikan kalian sesuci-sucinya.” (QS. Al-Ahzab[33]: 33)

Telah kita jelaskan وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ, bahwasanya menetapnya seorang wanita di rumah adalah ibadah, apalagi kalau diniatkan karena Allah, kemudian dia menjalankan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga di rumah, maka argo pahala berjalan meskipun dia di dalam rumah, tidak usah keluar-keluar.

Kemudian Allah mengatakan: وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىٰ (Janganlah kalian tabarruj sebagaimana tabarrujnya Jahiliyah yang pertama).

Makna tabarruj

Secara syar’i yaitu sifat wanita yang menampakkan keindahannya di hadapan lelaki yang mukan mahramnya. Lalu tabarruj disandarkan kepada Jahiliyah (kebodohan) maksudnya adalah karena hal itu perbuatan yang merupakan bodoh. Kemudian disebut dengan “Jahiliyah yang pertama,” maksudnya adalah bahwa kebodohan bertingkat-tingkat.

Dan ada juga yang mengatakan bahwa “yang pertama” maksudnya adalah Jahiliyah zaman dahulu. Para ahli tafsir berselisih tentang zaman mana yang dimaksud. Ada yang mengatakan Jahiliyah yang terjadi zaman Nabi Nuh ‘Alaihis Salam, ada yang mengatakan Jahiliyah yang terjadi dizaman Nabi tertentu, sampai ada yang mengatakan Jahiliyah yang terjadi di zaman Nabi Ibrahim, ada yang mengatakan Jahiliyah yang terjadi pada zaman Nabi Musa ‘Alaihis Salam. Intinya bahwa wanita di zaman Jahiliyah -yang entah zaman Nabi siapa- mereka menampakkan keindahannya.

Banyak tafsir tentang masalah bagaimana praktek tabarruj mereka. Tapi intinya wanita keluar menampakan keindahannya.

Maka Nabi melarang. Karena asalnya wanita berhias untuk suami mereka. Yaitu  agar para suami merasa tentram dengan wanita tersebut. Dengan wanita berhias untuk suaminya, maka menjadikan lelaki tenteram, menjadi senang memandang istrinya. Bukan sebaliknya, wanita kemudian berhias untuk orang lain, ini justru menggelisahkan suaminya. Apa tujuan pernikahan?

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا…

Di antara tanda-tanda kebesaran Allah, yaitu Allah menjadikan bagi kalian istri-istri kalian agar merasa tentram (tenang) dengan istri.” (QS. Ar-Rm[30]: 21)

Maka tatkala Allah melarang tabarruj (berhias dan keluar kepada laki-laki lain), ini tersirat bahwasanya wanita berhias untuk suami, bukan untuk orang lain. Dan bentuk tabarruj -Syaikh Utsaimin Rahimahullah menjelaskan- umum, mencakup aurat tubuh yang kelihatan, baju yang tidak syar’i, seperti kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مَائِلَاتٌ مُمِيلَاتٌ ، رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ

“Wanita yang berpakaian tapi telanjang, yang mereka berjalan berlenggak-lenggok, menarik perhatian lelaki, rambut mereka seeprti punuk unta.” (HR. Muslim)

Makna “punuk unta” dalam hadits ini adalah sebagai bentuk cara mencari perhatian para lelaki. Maka sering saya katakan bahwa wanita memakai jilbab bukan untuk menjadi pusat perhatian, tatkala jilbab fungsinya berubah menjadi penarik perhatian, berarti salah, jilbab tersebut tidak syar’i. Oleh karena itu wanita pada zaman dahulu tatkala ingin mencari perhatian, yaitu dengan membuat semacam sanggul di kepalanya yang tinggi menjadi punuk unta sehingga orang semua ingin lihat. Ini salah satu contoh, bukan berarti hanya itu saja. Tapi cara menarik perhatian banyak.

Jadi kalau ada baju yang menarik perhatian laki-laki sehingga semakin indah melihat dia, maka sesungguhnya itu baju yang tidak syar’i. Khawatirnya terjerumus dalam tabarruj.

Di antaranya juga memakai make up atau pengindah wajah untuk selain suaminya. Kalau tidak pakai cadar, maka tatkala seorang wanita berhias di wajahnya kemudian dilihat oleh laki-laki lain, tentu ini tabarruj.

Maka tabarruj itu bertingkat-tingkat, tidak semua sama. Tentunya berbeda dengan seorang wanita yang membuka auratnya, membuka pahanya, membuka betisnya, membuka sebagian dadanya, itu tentu parah. Tapi kita ingin wanita-wanita shalihah bersih dari segala bentuk tabarruj.

Bagaimana penjelasan selanjutnya? Mari download dan simak mp3 kajian tafsir yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian Tentang Tabarruj – Tafsir Surat Al-Ahzab Bag 7


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49460-tabarruj-tafsir-surat-al-ahzab-bag-7/